Rabu, 30 November 2011

Timah Putih Atau Hitam Untuk Balancer Kruk As?


Di mesin 2-tak macam di Ninja RR, ditambah bandul agar kompresi primer padat
Banyak yang menyebut, timah bisa dipakai untuk balancer kruk as. Tapi, jangan salah pilih. Timah yang beredar di pasaran terdapat dua macam. Yaitu timah hitam dan timah putih. Macam aliran di dunia persilatan ya.   

Timah putih punya simbol Sn yang diambil dari bahasa latin stannum. Warnanya putih mengkilat dan lunak. Punya titik cair yaitu 232°C. Sedangkan berat jenisnya hanya 7,31 kg/m³. Hampir sama dengan besi tuang yang 7,25 kg/ m³.

Satu lagi yang disebut timah hitam atau Pb (plumbum). Lebih beken disebut dengan nama timbel. Sifatnya juga lunak, dapat dicetak dengan cara dicairkan. Titik cair timbel 325°C. Sedangkan berat jenis timbel 11,34 kg/m³.

Nah, yang sering dipakai untuk balancer kruk as yaitu timah hitam atau timbel ini. “Karena punya bobot yang lebih berat dibanding besi tuang yang merupakan bahan kruk as,” jelas Mas Heru dari Scorpion Motor.

Mas Heru yang spesialis Yamaha Scorpio ini berdasarkan pengalaman. “Ketika masih ngorek mesin 2-tak. Di Yamaha RX-King atau RX-Z,” ungkap Mas Heru yang bermarkas di Meruya, Jakarta Barat itu.    

Timah hitam yang dipakai sebagai balancer, biasanya dimasukkan ke dalam lubang-lubang hasil pengeboran di bandul kruk as. Lubang-lubang itu kemudian ditutup kembali dengan timbel.

Pada volume atau ukuran yang sama, bobot timah hitam beratnya bisa mencapai 1,5 kali dari besi. Artinya, kalau besi 1 kg, timahnya 1,5 kg. Jadinya lebih berat 0,5 kg atau setengah kilogram lebih.  

Jadi, jika pada bagian bandul dari kruk as perlu dibuat berat, tinggal disumpal timah hitam. Caranya kruk as dilubangi, kemudian dimasuki timbel dengan cara dipres. Apalagi timah hitam punya sifat lebih lunak. Sehingga mudah dipres atau dipukul.

Pemasangan atau posisi timah yang dipres tergantung dari seting mesin dimau. Biasanya ahli balancer kruk as yang mengerjakan. Maksudnya selain untuk memperbesar torsi, juga kadang supaya getaran mesin lebih halus.

Secara teknis, timah hitam punya titik leleh 325°C. Artinya meski dipakai didalam mesin tidak akan meleleh. Karena suhu pelumas paling tinggi 100°C. Panas blok silinder saja paling tinggi 150 derajat celcius.

 Balancer timah hitam di pelek
Timah hitam juga dipakai sebagai balancer di roda motor. Kalo kita perhatikan di pelek motor besar atau bahkan Ninja 250 kerap dilengkapi balancer yang terbuat dari bahan timahn hitam. Dipasang pada bagian tertentu dengan cara dipres atau ditempelkan.

Untuk menentukan bagian mana yang perlu ditempel timah, harus diseting dengan mesin balancer. Biasanya berat timah hitam tersedia dari ukuran 5,10 atau 15 gram.

Dan kalau mau berfikir sederhana lagi, perhatikan pemberat untuk mancing. Terbuat dari bahan timah juga. Supaya pakan pancing bisa tenggelam ke dalam air.

Dipilih pemberat dari timah, supaya ukurannya bisa dibuat kecil. Meski mungil namun sudah berat. Membuat pakan pancing bisa menyentuh dasar kolam atau sungai.

Bikin Padat Kompresi
Satu lagi yang biasa dikerjakan mekanik. Masih ada hubungan dengan bandul di kruk as. Biasanya rongga di bandul kruk as ditambal dengan logam yang lebih ringan. Misalnya menggunakan bahan aluminium.

Sistem tambal bandul kruk as biasa dilakukan di motor 2-tak. “Maksudnya untuk bikin padat kompresi di lubang karter,” jelas Didi Nurhadi dari D2M di Jl. Kapin No.1, Kalimalang, Jakarta Timur.

Kompresi di ruang karter disebut juga kompresi primer. Kalau dibuat padat dimaksudkan tekanan gas bakar dalam karter lebih tinggi. Sehingga lebih banyak mengalir ke dalam ruang silinder begitu lubang isap dan bilas membuka. (m-plus)